Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2009

TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK

TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK Teori belajar behavioristik menjelaskan belajar itu adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan terjadi melalui rangsangan (stimulans) yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respon) berdasarkan hukum-hukum mekanistik. Stimulans tidak lain adalah lingkungan belajar anak, baik yang internal maupun eksternal yang menjadi penyebab belajar. Sedangkan respons adalah akibat atau dampak, berupa reaksi fifik terhadap stimulans. Belajar berarti penguatan ikatan, asosiasi, sifat da kecenderungan perilaku S-R (stimulus-Respon). Teori Behavioristik: 1. Mementingkan faktor lingkungan 2. Menekankan pada faktor bagian 3. Menekankan pada tingkah laku yang nampak dengan mempergunakan metode obyektif. 4. Sifatnya mekanis 5. Mementingkan masa lalu A. Edward Edward Lee Thorndike (1874-1949): Teori Koneksionisme Thorndike berprofesi sebagai seorang pendidik dan psikolog yang berkebangsaan Amerika. Lulus S1 dari Universitas Wesle

PROFESI, ETIKA, KOMPETENSI, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KEGURUAN DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di tengah berbagai gugatan terhadap dunia pendidikan nasional, termasuk Madrasah, peran sentral guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan sulit diabaikan. Pada dasarnya, guru secara khusus sering diistilahkan sebagai “jiwa bagi tubuh” pendidikan. Sebagai pengajar atau pendidik, guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki guru adalah kemampuan dalam merencanakan dan melaksanakan proses belajar mengajar. Kemampuan ini membekali guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pengajar. Belajar dan mengajar terjadi pada saat berlangsungnya interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pengajaran. Untuk itu, dalam dunia pendidikan perlu diketahui lebih lanjut akan pentingnya suatu etika bagi guru dimana guru tersebut merupakan suri tauladan bagi peserta didiknya, sehingga apabila tidak memiliki etika yang baik maka akan